Bisnis, Jakarta - Pengamat energi dari Reforminer Institut, Pri Agung Rakhmanto pesimistis impor gas bisa menurunkan harga gas di dalam negeri. "Impor tidak menjamin harga gas turun," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 28 Januari 2017.

Pri mengatakan gas impor didatangkan dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG). Gas diterima di terminal lalu disalurkan. Harga LNG saat sampai di terminal saat ini sudah US$ 8 per mmbtu. "Itu baru landed saja, belum sampai pengguna akhir," ucapnya. Padahal, pemerintah menargetkan harga gas industri di kisaran US$ 6 per mmbtu.

Baca: Pemerintah Buka Keran Impor Gas

Presiden Joko Widodo sudah memberikan izin impor gas industri dalam rapat terbatas, Selasa 24 Januari  lalu. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan izin impor gas diberikan bukan semata agar harganya lebih murah. Izin diberikan untuk memenuhi kebutuhan gas.

Izin impor gas diambil pemerintah karena harga gas tengah turun. Menurut  Kalla, harga gas impor bisa lebih murah jika harganya sedang turun.

Harga gas di Timur Tengah saat ini berkisar antara US$ 3-3,5 per mmbtu.

Simak: Kalla : Gas Impor Belum Tentu Lebih Murah

Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan harga gas setelah ditambah biaya transportasi dan lainnya bisa tak lebih dari US$ 4,5 per mmbtu. Dia menambahkan Arab saudi, Iran, dan Qatar sudah menawarkan gas mereka.

VINDRY FLORENTIN