Dunia, London-Shalini Yadav, 16 tahun, terpaksa dikeluarkan dari sekolahnya. Di sekitar rumahnya, ia juga menjadi bahan pembicaraan tak sedap. Shalini menderita penyakit kulit yang amat jarang ditemukan. Kulit tubuhnya setiap 45 hari mengelupas mirip seperti ular.

Kulit di sekujur tubuhnya termasuk wajah dan kulit kepalanya mengelembung lalu mengelupas. Menurut dokter, remaja yang tinggal di satu tempat di India ini menderita penyakit Erythroderma, penyakit peradangan kulit yang juga dikenal sebagai "red man syndrome". Penyakit seperti ini, tidak bisa disembuhkan.

Menurut ibunya, Devkunwar, setiap hari Shalini berendam di air setiap jam dan mengolesi seluruh tubuhnya dengan pelembab setiap tiga jam sekali untuk mencegah kulitnya mengering atau mengeras.

"Shalini menderita penyakit ini sejak masa kecilnya. Kami sudah menemui sejumlah dokter namun tak satupun bisa mengobatinya dan kondisinya semakin memburuk," kata Devkunwar seperti dikutip dari Mirro.co.uk, 28 Januari 2017.

Ia putus asa ketika melihat kulit anaknya mengelupas dan menimbulkan rasa sakit bagi Shalini.

"Penyakit ini tidak membunuhnya, namun mencabut nyawanya sedikit demi sedikit. Kami tidak tahu kemana pergi dan kepada siap berkonsultasi," ujar Devkunwar.

Hidup dalam kemiskinan membuat orang tua Shalini kesulitan membiayai perawatan putrinya itu. Belum lagi membiayai hidup delapan anggota keluarga termasuk kakek dan neneknya.

Ayah Shalini, Rajbahadur, pekerja harian lepas tak tahu harus bagaimana cara menyembuhkan penyakit anaknya. "Sungguh sangat menyedihkan karena dia lahir tidak normal dan kulit di seluruh badannya bersisik," ujarnya.

Shalini memiliki dua saudara kandung, namun keduanya tidak menderita penyakit ini.

Shalini malang tetap merindukan sekolahnya dalam kondisi seperti itu dan berharap pertolongan.
 
"Saya ingin belajar namun mereka melempar saya keluar dari sekolah karena anak-anak ketakutan dengan melihat wajah saya. Setiap orang di keluarga saya menderita karena kondisi medis saya," kata Shalini merindukan sekolahnya.

"Tapi apa salah saya? Apa dosa saya sehingga saya dikutuk dengan penyakit seperti ini. Saya mau hidup. Tolong bantu saya, jika anda mampu," ujar remaja ini.  
 
Penyakit seperti ini juga ditemukan di Indonesia pada seorang anak bernama Ari Wibowo kelahiran tahun 1997. Menurut dokter spesialis RSUD Tangerang, Banten,  penyakit ini bawaan lahir dan tidak dapat disembuhkan. Namun penyakit ini tidak menular.

Agar kulitnya tak mengeras, setiap hari tubuhnya diolesi salep. Biaya salep mencapai Rp 2 juta per bulan. Ini sungguh berat bagi orang tua Ari.

MIRROR | DAILY MAIL | MARIA RITA