Dunia, New York - Lembaga Bantuan Pangan PBB, World Food Program (WFP), memangkas bantuan pangan bagi 1,4 juta pengungsi Irak karena 50 persen negara donor terlambat bayar.

Pemotongan bantauan yang begitu tajam itu datang bersamaan dengan ketika jumlah pengungsi Irak makin membesar lantaran ulah kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kawasan tersebut.

Sedikitnya 160 ribu orang telah mengungsi sejak Oktober 2016 saat militer Irak didukung pasukan Kurdi dan milisi Syiah melancarakan serangan untuk merebut kembali Mosul dari tangan ISIS.

Juru bicara WFP, Inger Marie Vennieze, mengatakan, banda PBB ini sedang melakukan pembicaraan dengan negara donor terbesar PBB, Jerman, Jepang, dan negara-negara lain untuk mengamankan bantuan secara penuh.

"Kami memang telah mengurangi jumlah bantuan untuk pengungsi bulan ini," ucap perempuan itu sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Menurut Vannieze, pemotongan bantuan hingga 50 persen tersebut berdampak kepada 1,4 juta pengungsi Irak di berbagai negara.

Dampak yang paling terasa, ujar Vennizeze, terjadi di kamp pengungsi di Mosul timur. Kawasan ini merupakan benteng pertahanan terakhir ISIS di Irak utara.

Safa Shaker yang mengungsi bersama keluarga besarnya mengatakan, "Kami adalah keluarga besar dan bantuan yang diberikan oleh PBB jauh dari cukup."

Dia melanjutkan, "Kami melarikan diri dari kejaran ISIS untuk mengubah hidup dan sekarang mereka (PBB) memotong bantuan. Bagaimana kami bisa hidup?"

Mosul saat ini masih dihuni oleh sekitar 1,5 juta orang yang terancam risiko besar atas kesejahteraan mereka.

Menurut taksiran, diperkirakan 650 ribu orang hidup tanpa persediaan air minum di kota dan PBB telah mengeluarkan peringatan bahwa kondisi ini dapat menimbulkan masalah krisis kemanusiaan dan arus pengungsi.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN