Metro, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta bus pengumpan (feeder bus) dari Terminal Pulogadung dan Terminal Cakung segeraberoperasi untuk mengangkut penumpang ke Terminal Pulogebang. Dengan begitu, terminal bayangan serta perusahaan otobus (PO) yang membandel bisa dihilangkan.

“Kalau perlu feeder itu permanen," kata Budi saat mengadakan kunjungan ke Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, Ahad, 29 Januari 2017. Pemerintah daerah memiliki angkutan daerah seperti PPD dan Damri, menurut dia, yang bisa dioperasikan untuk memindahkan penumpang ke terminal.

Secara khusus Budi meminta para pelaksana di lapangan bisa mengawasi titik-titik mana yang biasanya mengangkut calon penumpang yang cukup besar. “Jangan hanya puas target naik dari 40 PO jadi 70 PO (yang dipindah ke terminal). Ini bentuk pelayanan ke masyarakat, konsistensi fasilitas itu harus kita buktikan," katanya.

Awalnya Budi mengaku kecewa karena target untuk memindahkan 120 PO ke Terminal Pulo Gebang selama sebulan, sejak dilakukan soft launching di 28 Desember 2016 hingga 28 Januari 2017 tidak tercapai. Karena itu, ia memberi tambahan tenggat waktu selama satu minggu untuk Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk menyelesaikan semuanya.

Saat meninjau Terminal Pulogadung masih terdapat dua PO yang mengangkut penumpang dan belum pindah ke Terminal Pulogebang, yaitu PO Garuda Mas dan PO Gunung Mulia.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKi Jakarta Sigit Wijatmoko mengklaim keberangkatan bus melalui Terminal Pulau Gebang meningkat cukup signifikan, terbukti dari bus AKAP Jawa Tengah dan Jawa Timur telah berpindah ke Pulogebang. Adapun kata dia saat ini pihaknya sedang dalam tahap penutupan loket PO di terminal Pulogadung.

"Jadi waktu soft launching kan ada 40 PO, sekarang ada 70 PO yang pindah. Hampir 100 persen. Mungkin sebagian lagi kolaps atau tak lagi beroperasi," kata Sigit.

Sigit melaporkan, terhitung lebih dari 135.000 penumpang telah berangkat dari Terminal Pulogebang. Kalaupun terlihat sepi, karena memang ada waktu-waktu tertentu yang ramai, contohnya saat kedatangan pukul 16.00-18.00, dan keberangkatan pukul 17.00 hingga 19.00. "Kami juga sudah menutup 19 terminal bayangan yang melibatkan 450 bus AKAP, kami lakukan penindakan berupa penilangan.”

Mendengar instruksi Menteri, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Elly Sinaga mengatakan pihaknya juga telah menentukan titik-titik mana saja yang akan ditempatkan bus-bus pengumpul. Kata dia, per harinya saat ini lebih banyak penumpang berasal dari Stasiun Cakung. "Nanti kita lihat, tapi mungkin feeder akan ditempatkan di Stasiun Cakung, itu hanya lima menit dari sini. Kalau kita lihat potensinya itu sampai 120.000 penumpang per hari," ujarnya.

Elly tak menutup kemungkinan untuk menempatkan feeder bus di terminal dalam kota seperti Rawamangun, Bekasi dan Kramatjati. "Bisa macam-macam feeder-nya. Mungkin bisa PPD, Damri, atau Busway," ucapnya.

DESTRIANITA